Thursday, October 31, 2013

Wisata Kelok Sembilan Sumatra Barat diMinati Wisatawan



Jembatan kelok sembilan saat ini menjadi salah satu obyek wisata di Sumatra barat. Setelah diresmikan oleh Oleh Presiden SBY Jembatan Kelok Sembilan pada 31 Oktober pukul 09.00 WIB. Jembatan Kelok Sembilan terlihat sangat indah dan berada di tengah-tengah antara hutan lindung dan hutan observasi. Sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Jembatan tersebut adalah akses yang menghubungkan jalur Lintas Tengah dengan Lintas Timur Sumatera. Keberadaan jembatan layang kelok sembilan bagi Sumatra Barat merupakan kebanggaan dan mendukung sektor transportasi. Jembatan tersebut juga merupakan feeder mulai dai Sibolga - Tebing Tinggi - Padang - Bukit Tinggi hingga Riau, serta Bengkulu menuju Palembang.


Sejarah Jembatan Kelok Sembilan
Jalan dan Jembatan Kelok Sembilan  dibangun semasa pemerintahan Hindia-Belanda antara tahun 1908–1914. Jalan ini meliuk melintasi Bukit Barisan yang memanjang dari utara ke selatan Pulau Sumatera. Jika direntang lurus panjang Kelok Sembilan hanya 300 meter dengan lebar 5 meter dan tinggi sekitar 80 meter. Berdasarkan catatan Kementerian PU, dalam sehari jalan ini dilalui lebih dari 10 ribu unit kendaraan dan pada saat libur atau perayaan hari besar meningkat 2 sampai 3 kali lipat. Namun, sejak dibangun Kelok Sembilan nyaris tak mengalami pelebaran berarti karena terkendala medan. Seiring peningkatan volume kendaraan yang melintas, kondisi jalan yang sempit dan terjal sering mengakibatkan kemacetan. Lebar jalan yang hanya 5 meter dan tikungannya yang tajam kerap menyulitkan kendaraan bermuatan besar melintas karena tidak kuat menanjak. Pada tahun 2000, lalu lintas kendaran antara Sumatera Barat dan Riau sudah mencapai antara 9.000 sampai 11.000 kendaraan sehari dengan mengangkut sekitar 15,8 juta orang dan sekitar 28,5 juta ton barang dalam setahun. Separuh dari barang yang diangkut adalah hasil pertanian dan peternakan. Karena penyempitan jalan di Kelok Sembilan, perjalanan dari Bukittinggi menuju Pekanbaru yang mestinya dapat ditempuh dalam waktu 4 jam, bisa memakan waktu 5 sampai 6 jam.  Mengatasi persoalan ini, Kepala Dinas Prasarana Jalan Sumatera Barat Ir. Hediyanto W. Husaini mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk membangun jembatan layang. Pembangunan jalan layang Kelok 9 mulai dikerjakan pada November 2003 setelah memperoleh persetujuan pemerintah pusat melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional pada Agustus 2003. 
Kelok 9 atau Kelok Sembilan adalah ruas jalan berkelok yang terletak sekitar 30 km sebelah timur dari Kota Payakumbuh menuju Provinsi Riau. Jalan ini membentang sepanjang 300 meter di Jorong Aie Putiah, Nagari Sarilamak, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat dan merupakan bagian dari ruas jalan penghubung Lintas Tengah Sumatera dan Pantai Timur Sumatera. Jalan ini memiliki tikungan yang tajam dan lebar sekitar 5 meter, berbatasan dengan jurang, dan diapit oleh dua perbukitan di antara dua cagar alam: Cagar Alam Air Putih dan Cagar Alam Harau.
Di sekitar Jalan Kelok 9 saat ini telah dibangun jembatan layang sepanjang 2,5 km. Jembatan ini membentang meliuk-liuk menyusuri dua dinding bukit terjal dengan tinggi tiang-tiang beton bervariasi mencapai 58 meter. Terhitung, jembatan ini enam kali menyeberangi bolak balik bukit. Rencananya, jembatan ini akan diresmikan penggunaannya pada bulan September 2013 dan telah dibuka seminggu jelang lebaran untuk menunjang arus mudik.


Jalan Layang Kelok Sembilan

Saat ini rute Pekanbaru-Padang yang melewati ruas jalan Kelok Sembilan itu menjadi satu-satunya pilihan bagi setiap kendaraan yang menempuh rute tersebut. Makanya tidak heran setiap harinya tidak kurang 6.800 unit kendaraan melewatinya. Bahkan pada hari libur jumlahnya bisa menjadi dua kali lipat atau sekitar 11.350 per hari.
Masih sempitnya ruas jalan itu, tidak heran pada saat-saat tertentu terjadi kemacetan. Seperti yang kualami pada malam hari Kamis, tanggal 13 Mei itu. Tak jarang setiap musim mudik lebaran pasti akan terjadi kemacetan lalu lintas di sekitar ruas jalan Kelok Sembilan. Setiap terjadi kemacetan, kendaraan bisa tertahan berjam-jam lamanya.
Karena posisi Kelok Sembilan yang berfungsi sebagai faktor penentu mulusnya hubungan lalulintas darat Padang-Pekanbaru, maka Pemerintah Sumatera Barat memandang perlu untuk membuat sebuah jembatan layang di situ, yang dimaksudkan untuk mengatasi masalah kemacetan. Sehingga sejak beberapa tahun yang lalu, telah dilakukan studi kelayakan pembangunan jalan layang Kelok Sembilan, dengan perkiraan dana sekitar  Rp 2,2 miliar
Pembangunan jalan nasional kelok sembilan yang menghubungkan antara Padang – Pekanbaru ini dalam pengerjaannya baru rampung sekitar 60 persen dan masih membutuhkan dana sekitar Rp126,244 miliar lagi. Total dana yang dibutuhkan untuk proyek itu saat ini adalah Rp256 miliar, setelah terjadi kenaikan harga bahan-bahan bangunan akhir-akhir ini.
Jalan Layang Kelok Sembilan dalam pembangunannya terdiri dari enam jembatan dengan panjang jembatan secara keseluruhan 711 meter. Sedangkan jalan penghubung panjangnya mencapai 1.350 meter, jembatan layang yang dirancang itu keloknya juga sembilan. Mega proyek yang dalam rencananya diharapkan dapat diselesaikan pada tahun 2011 (namun ternyata belum!)  akan sangat bermanfaat untuk peningkatan ekonomi masyarakat Sumatera Barat.
Keberadaan jalan layang ini nantinya akan memperlancar arus di sekitar itu. Jalan layang yang merupakan buhul liat Padang-Pekanbaru yang mulai diurai itu bakal bisa dilewati dengan kecepatan 80 kilometer per jam. Jadi kendaraan tidak perlu lagi beringsut-ingsut di ruas jalan Kelok Sembilan yang sempit tersebut.
Jalan layang kelok sembilan adalah impian. Impian berjuta-juta orang di Sumbar dan Riau. Dan impian itu kini akan terujud. Kini, jika kita melakukan perjalanan dari Padang menuju Pekanbaru atau sebaliknya, sejumlah kesibukan pekerja akan terlihat di beberapa tempat, terutama di Kelok Sembilan. Perencanaan dan pembangunan Kelok Sembilan merupakan hasil karya para insiyur anak bangsa. Pembangunan ini merupakan pembangunan infrastuktur dengan mempergunakan biaya yang luar biasa. Kelak, di tengah rimba belantara Padang – Pekanbaru akan membentang jembatan layang nan rancak, di bawahnya tetap terlihat jalan Kelok Sembilan tua membentang, seperti mengukir sejarah kedua daerah, Riau – Sumatera Barat.
Artinya,  setelah dibangun jalan layang, fungsi Kelok Sembilan tidak akan dihilangkan. Ruas jalan Kelok Sembilan tetap dihidupkan, terutama bagi para wisatawan. Sebab bagaimanapun historis dan keelokkan Kelok Sembilan tidak bisa diabaikan begitu saja.
Makanya kekhawatiran sebagian orang bahwa Kelok Sembilan akan tinggal nama dan menjadi kenangan, tidak akan terjadi. Malahan dengan adanya jalan layang tersebut, kelestarian Kelok Sembilan akan bisa terus terjaga. Sebab nantinya Kelok Sembilan tidak lagi terlalu berat menerima beban yang makin meningkat akibat semakin padatnya arus lalu lintas disana.



0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

WISATA TERFAVORIT DI JOGJA SAAT INI